Selasa, 17 Juli 2012

Ro'nga Fishing Trip - A Learning Time

Pagi ini tanggal 15 Juli 2012, saya dibangunkan teman satu mess di tempat saya bekerja. Agak sedikit mengantuk tetap bangun juga karena hari ini saya ada janjian memancing di lepas dermaga Labakkang - Pangkajene dan Kepulauan bersama senior-senior di mess karyawan. Sebenarnya ingin hati menyiapkan perambut untuk tackle saya hari ini, tapi pagi ini sudah terlalu lapar dan saya memilih menyeduh mie instan lebih dulu. Hangat rasanya perut ini, ditambah lagi segelas kopi - jadi tambah hangat. Ingin rasanya duduk-duduk dulu memandangi kabut-kabut di tebing dari jendela belakang, tapi daripada di omeli karena terlalu lama (sebenarnya kami berdua sudah ditinggal senior-senor itu yang berangkat lebih pagi untuk menunggu udang hidup dipasar) akhirnya segeralah cuci muka dan berangkat.

Sebenarnya agak malu menyebut set tackle yang saya bawa (karena amat sangat murah dibanding milik teman-teman mancing kali ini) tapi lebih afdol memberi informasi,

Set 1
Joran       : Sabpolo Hard Action 1.98 Meter
Reel         : Costa 6000
Line         : Pioneer 0.35 Mm
Perambut : Besd 0.50 Mm
Mata        : No 4

Set 2
Joran       : Daido Medium Action 1.65 Meter
Reel        : Daido Viros Spin 6000
Line        :  Besd 0.45 Mm
Perambut : Besd 0.50 Mm
Mata       : No 4

Sebenarnya saya belum tahu akan memancing dengan cara apa, berdasar info teman hari ini pasti pakai udang hidup jadi saya duga mancing dasaran. Mungkin sebagai amatir yang terlalu banyak menonton acara mancing dan baca-baca di internet, sudah terlalu banyak teknik aneh-aneh yang ingin dicoba, tapi mau bagaimana bila memang pembelajaran itu perlu. Maka hati yang saya siapkan hari ini hati yang pasrah dan mau belajar dari senior-senior.

Berangkatlah kami naik vespa hijau pinjaman dari bos menuju Labakkang (saya lupa bawa helm), sepanjang jalan melihat beberapa pemancing dengan tas pancingnya juga lalu lalang dijalan. Pemandangan yang membikin hati jadi semangat, mungkin teman saya juga makin semangat sebagaimana tarikan gas vespa yang juga makin kencang didepan. Aseek, tancap gasnya dab! drungdungdungdungdreeeeeet det det det (bunyi vespa- asik kalau ditarik, bikin kanan kiri noleh)

Kira-kiranya pukul 6:40 WITA sampai di tugu pasar Labakkang, disana sudah ada senior-senior sedang asik menunggu udang (penampilannya agak serem, jadi mungkin orang lokal setempat juga ga berani, aman deh)



Ternyata di tugu depan pasar ini kita bisa menunggu penambak-penambak menyetor udang hidup ke pasar Labakkang, kira-kira mulai pukul 5:00 WITA sampai pukul 7:00 WITA. Catatan yang pasti adalah harus bisa menawar (ini sudah pasti sih di pasar tradisional manapun), dan kalau bisa beli dari penambak langsung, karena harganya lebih murah. Tapi dari senior-senior disana bilang kalau hari-hari ini udang sedang mahal dan agak sulit, jadi harus sabar dan koordinasi dengan teman yang juga sedang berburu umpan di pasar Pangkajene. Agak lama menunggu (sempat membungkus nasi kuning di belakang pasar untuk bekal), akhirnya satu senior memutuskan cukup untuk hari ini udang yang dia dapat, intinya hari ini mancing sampai udang habis. Okelah bos, ikut aja saya - dan kami pun berangkat ke dermaga menuju kapal yang sudah kami pesan.




Inilah kapal yang akan pakai (saya kepikiran apa cukup stabil ngangkut badan kami berempat yang gambot-gambot), tapi dengan tarikan nafas saya naik saja (wow agak goyang-goyang - tapi kan memang laut begini - gubraaak deh hahaha). Disepanjang dermaga banyak orang-orang tua memancing dengan tegekan, senang juga melihat mereka memancing sambil bercanda-canda di usia tua. Mungkin memang dengan memancing begini mereka jadi lebih fresh bertemu teman-teman seperjuangan mancing sejak mereka muda di jaman belanda dulu.




Setelah dapat es untuk kotak ikan, akhirnya kami berangkat didahului rekan yang lain kapal. Kami ambil posisi (saya sebut spot 1) tidak jauh dari dermaga, dekat dengan kapal rekan kami yang duluan berangkat. Kedalaman sekitar 5-8 Meter menurut tukang kapal. Senior-senior mulai melempar, dan berhubung saya belum membuat perambut maka jadilah saya berkusut-kusut ria dengan mata pancing, kili-kili, pemberat, dan  simpul-simpul hasil berguru minggu lalu. Baiklah tacke saya siap, makan umpan saya wahai ikan-ikan !! --- sruuuuut plung klewer klewer....umpan saya lempar dengan optimis - namun ada tambahan suara yang bukan berasal dari tackle, ow dari perut saya rupanya (ternyata saya sudah lapar lagi !!). Maka, dengan sedikit berat hati, saya membuka bekal yang rencananya untuk makan siang (sekarang pukul 7 lebih sedikit). Setelah kenyang, saya ambil gambar teman-teman sekapal.



Prinsip yang muda dibelakang saya terapkan (lha namanya juga belajar) tapi untung juga ada peneduh jadi tidak terlalu panas dan dari belakang bisa melempar dengan enak juga. Tapi memang lemparan saya masih jauh dari sempurna, senior-senior mantap lemparannya - lebut tapi jauh, berbeda dengan saya yang kikuk dan pendek. Pagi yang cerah ini diisi dengan humor-humor yang seru dari para senior, saya sangat senang bisa pergi dengan mereka yang ramah dan mau mengajari dengan sungguhan. Hati sudah tenang dari awal, dan perut sudah kenyang - bekal yang nyaman deh pokoknya untuk memulai hari. Namun dibalik ini semua, ada hal yang mengganggu saya dari awal didermaga melihat tukang kapal ini - kok pakai baju karyawan tempat saya bekerja ya, perasaan saya tidak pernah dengar ada karyawan yang punya sampingan menyewakan kapal ?!. Usut punya usut ternyata baju itu diberikan dari teman kerja lain yang kerap menyewa kapal dia, hahahaha. Eh, belum terlalu lama sudah ada yang strike...




Inilah dia yang disebut ikan Ro'nga oleh warga setempat, ikan yang jadi buruan favorit pemancing-pemancing lokal di area sekitar dermaga. Senang rasanya melihat sudah ada yang berhasil menaikkan ikan. Selang beberapa menit seorang senior ditarik jorannya, begitu diangkat ternyata ikan buntal cukup besar, ia pun mereleasenya kembali.

Catatan : Tarikan ikan Ro'nga cukup unik, dia akan mengikut arah tarikan kemudian melawan lagi, sehingga ada jeda waktu yang nampaknya line putus atau serasa kosong namun kemudian berbalik menghentak. Sehingga tekniknya adalah tarik terus sehingga tidak memberi jarak hentakan balik dari ikan.

Kira-kira satu satu jam, kami berpindah posisi tidak jauh dari lokasi pertama (saya menyebutnya spot 2), lebih satu jam kami tidak mendapat apa-apa selain udang hidup umpan kami habis di makan ikan-ikan kecil. Kapal bergerak tidak jauh lagi (saya sebut spot 3) dipandu senior kami. Lemparan-lemparan pun jatuh berhujanan ke sisi kanan dan kiri perahu, plung plung plung. Kira-kiranya setengah jam, senior kami yang paling jangkung berhasil strike.



Ternyata seekor ikan Tompel, menurut tukang kapal dan senior-senior ikan tompel yang diangakt ini masih termasuk baby karena masih ada tompelnya. Ketika mencapai berat kira-kira 5 kilogram, tompelnya akan hilang. Tarikan dari ikan ini cukup lumayan, karena waktu fight sedikit lebih panjang dari strike ikan Ro'nga. Kira-kiran setengah jam kemudian giliran saya strike, dan yang memakan umpan saya adalah baby ro'nga kira-kira 2 ons (tidak ada dokumentasi karena saya yang pegang kamera sibuk pegang joran). Kira-kira setengah jam kemudian, sambil tidur-tiduran dikapal saya melirik reel saya berputar-putar tanda ditarik ikan, dan baby ro'nga dengan ukuran sedikit lebih besar dari sebelumnya yang memakan umpan saya. Tidak lama, senior kami yang agak serem tapi berhati lembut itu mendapat tarikan yang lumayan di jorannya, strike...!!!



Ikan Ro'nga lagi !!, sejauh ini ukurannya paling besar dari ro'nga-ro'nga yang berhasil diangkat, mantap! - kamipun mulai berkelakar dengan gembiran karena semuanya mengangkat ikan, termasuk tukang kapalnya mengangkat baby-baby tompel.




Udang mulai menipis, hari mulai melewati tengah hari dan saya mencoba mengkontak teman yang tinggal dikampung Labakkang untuk mencarikan udang hidup. Tapi ternyata kosong, baiklah mungkin trip mancing kali ini tidak sampai gelap. Sembari mengontak teman itu, reel saya berputar-putar, aseek !



Ikan Ro'nga lagi !! lebih besar dari dua yang saya angkat sebelumnya, betapa senang hatiku. Istirahat sebentar, kapal dipindah lagi ke dekat lokasi (posisi 4). Udang sudah mulai pingsan dan tinggal sedikit, arus laut sudah menghilang. Kami segera menghujani sisi kanan kiri perahu (jatah saya lempar belakang), agak lama baru senior jangkung menarik lagi ikan Ro'nga seukuran saya angkat. Hari ini nampaknya hari Ro'nga, jenis lain yang diangkat hanyalah ikan tompel. Jangan-jangan senior serem berhati lembut itu memang paham betul spot ikan Ro'nga di daerah ini, entahlah..tapi yang pasti saya berterimakasih diajak hari ini.

Sore menjelang, umpan habis dan kamipun bersiap berangkat pulang. Sewaktu mengangkat umpan, kami melihat serombongan lumba-lumba pesek melintas kira-kira seratus meter dari kapal kami, sungguh pemandangan penutupan yang menyenangkan. Senang rasanya hari ini! apalagi sudah membayangkan Ro'nga asam manis masalakan ibu kantin sepanjang perjalanan pulang, slrrrp! Ro'nga !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar